Kita terus mengandalkan teknologi karena membuat rutinitas menjadi sederhana, segala hal mulai dari buku hingga mobil kini tersedia secara online.
Banyak pengusaha yang terjun fenomena ini karena, jika dilakukan dengan benar, membuat toko online atau e-commerce dapat memberikan keunggulan kompetitif yang penting. Termasuk memberikan kesempatan kepada pebisnis kecil untuk bersaing dengan brand raksasa.
E-commerce juga dengan cepat menjadi cara yang disukai banyak orang untuk membeli. 70 persen pembeli dalam sebuah Survei United Parcel Service mengatakan mereka lebih suka berbelanja di toko online favorit mereka.
Namun, hanya membuat situs e-commerce bukanlah jaminan mutlak. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan agar sebuah situs e-commerce berhasil. Berikut adalah beberapa poin tentang kesalahan apa yang harus dihindari ketika menjalankan situs e-commerce yang sukses.
1. Menempatkan Fitur di atas Strategi
Sangat mudah untuk terkesan dengan situs web Anda sendiri, tetapi memiliki situs e-commerce paling keren, paling indah, atau paling cepat bukanlah strategi. Serahkan keputusan terbaik kepada tim product manager dan fokus pada ide besar bisnis: Kebutuhan apa yang Anda sediakan untuk target pasar, di mana peluang yang bisa dikembangkan, dan apa yang benar-benar inovatif?
Buatlah mindset untuk mengerjakan target kerja dalam 12 minggu di mana Anda menetapkan sasaran utama Anda di awal kuartal dan berkomitmen untuk menyelesaikannya hingga akhir.
Jika seminggu berlalu dan Anda menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memperbarui elemen desain kecil atau fitur yang dapat diabaikan, Anda terjebak dalam siklus yang buruk. Pastikan hanya fokus pada inisiatif kritis yang berdampak pada operasional bisnis Anda.
2. Tidak Mengelola Kontak Klien
Kembangkan daftar email atau kontak customer Anda dengan cepat sejak awal. Ini adalah salah satu cara paling efektif untuk membawa orang ke situs Anda nanti. Tambahkan daftar email sebagai indikator kinerja utama saat Anda mengukur kesuksesan strategi (bukan hanya penjualan atau traffic situs).
Jika tidak, website yang Anda kembangkan hanya sekedar bagus tetapi tidak bisa menjangkau orang-orang secara gratis. Anda akan terjebak membayar melalui iklan, konten bersponsor, untuk mendapatkan prospek customer.
3. Metrik Keberhasilan yang Tidak Akurat
Bandingkan performa situs dari tahun-ke-tahun, bukan kuartal-ke-kuartal, karena e-commerce sangat berbanding lurus dengan tren musiman. Membandingkan lalu lintas situs bulan Juni dengan Juli bukanlah ukuran yang efektif karena bulan-bulan musim panas biasanya lebih lambat dan tidak banyak momentum penjualan. Bandingkan Juni hingga Juni dan Mei hingga Mei, seperti yang dilakukan para pengusaha retail tradisional.
Baca Juga: 5 Metrik Digital Marketing yang Harus Dilacak Setiap Bisnis
4. Strategi Promosi yang Tidak Konsisten
Berhati-hatilah dengan strategi promosi Anda. Terkadang anda akan terdoga untuk membuat promosi sebesar-besarnya untuk mendapat penjualan saat dengan cepat. Tetapi jika berlebihan ini akan berdampak buruk pada brand Anda di mata konsumen.
Tentukan di awal apakah Anda ingin dikenal sebagai brand premium yang tidak pernah diskon, brand yang selalu diskon, atau Anda ingin berada di antara keduanya.
5. Memilih Mitra Iklan yang Buruk
Dalam hal kemitraan iklan (influencer/KOL), mintalah banyak data —reach, open ratio, CTR, dan pengalaman sponsorship mitra, sebelum melihat data lainnya.
Coba cari tahu seperti apa konten mereka, berapa banyak followers-nya, berapa engagement rate atau seberapa populer, adakah berita negatif tentangnya akhir-akhir ini, dan sebagainya.
Lalu dari hasil riset itu, apakah personanya cocok dengan brand/produkmu atau tidak. Anda tidak bisa cuma memilih influencer berdasarkan jumlah followers, karena tidak semua yang relevan dengan target bisnis Anda dan bisa memberikan positive impact.
Terkait: 3 Strategi Memasarkan Bisnis Tanpa Modal
6. Tidak Memahami Supply and Demand
Lebih dari sekadar manajemen bisnis, pahami gambaran besar tentang bagaimana penawaran dan permintaan terhadap bisnis Anda saling terkait. Pada titik tertentu, Anda memiliki terlalu banyak produk yang tidak menghasilkan lebih banyak penjualan – hanya menambah beban produksi.
Pahami berapa banyak produk yang dapat diserap pengunjung secara wajar di situs Anda. Toko offline seperti bangunan misalnya, dibatasi oleh ruangan toko fisik, tetapi membuat toko online tidak dibatasi oleh ruang. Setiap situs e-commerce perlu menyaring produk unggulan mereka dan apa saja yang cocok untuk ditunjukkan pada pengunjung.